TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Terakhir {6}



Pertaruhan Terakhir {6}

0"Dayang Lee! Dayang Lee!" teriakan itu mulai terdengar lamat-lamat. Lee Huanran tampak meregang nyawanya dengan sangat menyakitkan. Dia berusaha menghirup udara tapi tidak bisa. Napasnya tersengal hebat hingga dia melihat darah keluar deras dari mulutnya dan tangannya pelan-pelan berubah menjadi abu.     
0

Lim Ming Yu yang mengetahui itu, hendak keluar dari batas perlindungan sambil mendekap putranya. Namun dengan cepat para Dayang menahan tubuh Lim Ming Yu untuk keluar dari sana.     

"Dayang Lee! Kenapa kau melakukan hal bodoh ini hah! Bagaimana jika ayahmu bertanya kepadaku akan kabarmu? Dia pasti akan sangat terluka dan hancur, Dayang Lee! Bukankah kau juga mengatakan kepadaku jika kau akan menunggu Nona Liu! Kau berjanji kepadanya untuk menjadi sahabatnya yang paling setia, bukan? Berhenti bertingkah seperti itu, Dayang Lee aku mohon! Nona Liu pasti akan sangat sedih melihatmu seperti ini! sekarang apa yang akan kau lakukan! Dayang Lee! Kembali!"     

Tangisa Lim Ming Yu terpecah terlebih saat dia melihat Lee Huanran tampak memandangnya dengan senyuman simpul itu, tubuhnya langsung menghilang menjadi abu yang sangat mengerikan. Semua yang ada di sana langsung luluh lantah seketika, mereka tak pernah mengira jika hal ini akan terjadi. bagaimana bisa, Lee Huanran sosok yang paling periang dan ambisius di antara mereka meregang nyawa dan musnah dengan cara senekat ini.     

Sementara itu, Cheng Wan Nian yang tampak mulai lemah pun tampak tersenyum, dia sangat bangga telah berhasil meluluh lantahkan semua yang ada di dalam istana. Tinggal perlindungan terakhir, memusnahkan Lim Ming Yu dan putranya, maka istana akan seutuhnya menjadi miliknya dengan sangat sempurna. Sebuah hal yang merupakan kebanggaan bagi Cheng Wan Nian demi menuntaskan misinya. Dia tidak peduli jika sekarang dia tak punya prajurit, dia tak peduli jika sekarang dia tak punya petinggi istana. Dia bisa membangun semuanya lagi. Yang terpenting sekarang adalah dengan menyingkirkan semua yang berusaha untuk menghalanginya dengan sempurna.     

"Cenayang, bunuh Selir Lim berserta putranya. Aku tak mau kalau sampai dialah yang menjadi Ratu dan putranya akan menjadi Putra Mahkota di istana ini. aku harus menjadi Ratu di istana ini, Ratu Cheng!" kata Cheng Wan Nian dengan gelora amarahnya. Dia kemudian kembali ambruk, pelan-pelan tapi pasti seolah luka yang dia dapatkan merongrong dengan begitu sempurna. Dia bahkan lemah, urat-urat syarafnya perlahan mengering, Cheng Wan Nian bahkan nyaris kehilangan kesadaran diri atas apa yang telah Li Zheng Xi lakukan. hal menjijikkan yang Cheng Wan Nian tidak akan pernah lupa bahkan sampai kapan pun itu.     

Cenayang itu pun mulai melangkah maju, kedua kakinya melayang dan tak menapaki tanah sama sekali. dia memandang sosok yang berada di dalam kediamaannya Lim Ming Yu dengan seringaian liciknya. Dia tak melihat perlindungan apa pun, sehingga tangannya tampak menyentuh mendekat. Tapi tiba-tiba sebuah sengatan listrik yang sangat nenyakitkan itu pun merambat pada tubuhnya, membuat cenayang tersebut menarik tangannya. Ini benar-benar tidak adil sebuah hal yang sejatinya tidak perlu untuk dilakukan, namun cenayang itu harus membunuh semua iblis yang ada di dalam istana ini tanpa terkecuali itu adalah perintah dari Cheng Wan Nian, sebagai sosok yang telah membuatnya terbebas dari kutukan Raja Iblis terdahulu, dan hal itulah yang membuat cenayang berhutang budi kepada Cheng Wan Nian dan mengabulkan apa pun permintaan dari Cheng Wan Nian.     

"Sekarang tamatlah riwayat kalian!"     

Semua yang ada di sana langsung menjerit ketakutan, ketika cenayang itu mengeluarkan bola apinya. Namun belum sempat cenayang itu melakukannya, tiba-tiba di depan mereka ada sosok memakai jubah putih dengan pedang kristalnya berdiri, menusuk cenayang itu tepat di jantungnya. Cenayang tersebut terdiam, matanya melotot merah, kemudian tubuhnya pelan-pelan menghilang dengan sempurna.     

"Yang Mulia Raja!" teriak semuanya dengan napas lega, bagaimana tidak, ada Chen Liao Xuan di sini seolah adalah anugerah. Chen Liao Xuan masih diam, alirnya bertaut memandang Cheng Wan Nian kemudian dia mengeluarkan sebuah belati dan melemparkannya ke arah Cheng Wan Nian. Namun belum sempat belati tersebut sampai di jantung Cheng Wan Nian, belati tersebut ditangkap oleh seseorang yang membuat Chen Liao Xuan kaget bukan main. Sebuah kebetulan yang sangat bodoh dan paling bodoh yang pernah ada. Kebetulan yang tidak disangka dan tak bisa untuk diungkapkan dengan kata-kata. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ada sosok itu di sini telebih sosok itu telah membela Cheng Wan Nian.     

"Apakah pantas seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit ada di sini? Di alam iblis ini?" suara itu tampak membuat Chen Liao Xuan geram, dia kemudian tersenyum getir.     

"Aku tahu, dan aku sadar ternyata iblis tetap akan kembali kepada iblis. Pantas saja kau melindungi Selir Cheng, bukankah secara tidak langsung kau juga bersaudara dengan Selir Cheng? Kalian sama-sama memiliki satu darah yang sama, Pangeran Xie. Apakah tebakanku ini benar, Selir Meng?"     

Selir Meng dan Xie Ming Zhen tampak tersenyum dengan sinis, keduanya memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan paling benci yang mereka bisa, kemudian keduanya memandang Li Zheng Xi yang tampak memandang keduanya dengan tatapan kaget luar biasanya itu.     

"Penasihat Li, bagaimana perasaanmu tinggal di istana iblis? Hidup menjadi iblis bersama dengan sosok yang selama ini bersamamu dan begitu kau hormati bukanlah hal yang sangat menyenangkan? Aku yakin kau akan sangat bangga bisa menjadi Penasihat dan sosok satu-satunya yang ada di sini bersama dengan Putra Makota Xie, ah bukan. Dia telah mengganti namanya, sekarang namanya adalah Putra Mahkota Chen, bangga sekali dia dengan marganya yang busuk itu."     

"Aku lebih bangga dengan diriku dari pada dengan dirimu, yang merupakan anak iblis tapi bertingkah seolah kau adalah anak kandung dari ayahku, Raja Langit. bukankah ini sangat menjijikkan? Aku sangat penasaran bagaimana jika Ayah tahu tentang ini? aku jamin Ayah akan membuatmu, ah bukan… membuat ibumu yang sok baik itu merasakan bagaimana sakitnya berada dalam neraka dan tidak pernah keluar. Kau tahu bayaran dari iblis dan pendengki sepertimu? Tidak akan bisa bereinkarnasi dan akan menjadi abu berkali-kali di nereka, disiksa dengan cara yang sangat menyakitkan dan itu adalah bayaran yang harus kau dapatkan,"     

Mendengar hal itu, Xie Ming Zhen tampak terhina. Dia sama sekali tak menyangka jika mulut Chen Liao Xuan begitu busuk bahkan lebih dari mulut siapa pun yang ada di dunia ini.     

"Kau akan mati!" teriak Xie Ming Zhen, dia langsung memegang sebuah pedang dengan warna merah menyala kemudian berlari dan terbang mendekati Chen Liao Xuan. Dengan tenang Chen Liao Xuan masih berdiri di depan sosok-sosok yang dia lindungi kemudian dia menangkis serangan Xie Ming Zhen yang diberikan untuknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.